Dinkes Provinsi Maluku Gelar Orientasi Pedoman AMP – SR Tingkat Provinsi Dan Kabupaten Kota

Ambon,Bedahnusantara.com –Dinas kesehatan  Provinsi Maluku mengelar orientasi pedoman AMP – SR dalam rangka penguatan kapasitas fasilitator Audit Maternal Perinatal Surveilans Respons ( AMP – SR ) Tingkat Provinsi dan kabupaten kota yang berlangsung di kamari hotel,Selasa ( 01/11/22).

InShot 20221102 014755226

Bacaan Lainnya

Dari pantaun media ini,turut hadir Turut Hadir Dinas kesehatan Kota Ambon, Dinas kesehatan Maluku tenggara, dinas kesehatan provinsi Maluku, IDAI cabang Maluku, POGI cabang Maluku..

Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku,dr.Zulkarnain, M. S, Sp.JPK,FIHA yang dibacakan Kepala Seksi Kesga Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, dr. Elenora Wattimena mengatakan,Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di indonesia termasuk di Provinsi Maluku merupakan salah satu permasalahan yang sangat mendasar dalam pembangunan, serta menjadi isu strategis yang perlu mendapat perhatian besar dari berbagai pihak,”ungkapnya

“Berdasarkan data Komdat Kesmas tahun 2021 di Provinsi Maluku Jumlah Kematian Ibu adalah 63 orang dan target yang ditetapkan oleh Kemenkes dan Bappenas pada tahun 2023 yakni menjadi 54 kasus kematian, Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2021 yaitu 6/1000 kelahiran hidup

“Dalam dasawarsa terakhir, jumlah Kematian ibu dan Angka kematian Bayi di Maluku menurun sangat lambat,Ini menjadi tantangan yang cukup berat bagi program kesehatan keluarga,” katanya.

Dalam upaya penurunan AKI dan AKB, salah satu program yang dilakukan adalah Audit Maternal Perinatal (AMP- SR ) yang merupakan upaya dalam penilaian pelaksanaan serta peningkatan mutu kesehatan ibu dan perinatal melalui pembahasan kasus kematian ibu sejak di masyarakat sampai di fasilitas kesehatan.

Diharapkan Melalui pendekatan AMP-SR akan dapat Menghasilkan rekomendasi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi di masa yang akan datang

” Who 15-20% ibu hamil mengalami komplikasi selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Setiap ibu hamil beresiko mengalami komplikasi kebidanan, yang dapat berujung pada kematian maternal dan neonatal,” ujarnya.

Dijelaskan, untuk mendapatkan data kematian ibu dan bayi baru lahir yang akurat maka perlu dilakukan pengumpulan, analisis dan interpretasi data kematian secara terus menerus melalui system surveilans termasuk AMP -SR 

“Dan untuk mencegah kematian serupa tidak terulang kembali, permasalahan yang menjadi penyebab kematian harus dikaji melalui forum AMP- SR 

“Pada Desember tahun 2016, Kemenkes RI telah meluncurkan pedoman Surveilans Kematian Ibu (SKI), pada kegiatan SKI atau Maternal Death Surveilans and Respons (MDSR) seluruh kematian Wanita Usia Subur (WUS) diidentifikasi di tingkat masyarakat maupun fasilitas pelayanan kesehatan,” tuturnya.

“Salah satu kunci keberhasilan SKI adalah pelaksanaan kajian AMP yang baik sehingga menghasilkan rekomendasi yang baik yang akhirnya menghasilkan tindak lanjut dan respon yang baik juga.

“Oleh karena itu 4 hari ini, kita akan melaksanakan Kegiatan Orientasi Pedoman Audit Maternal Perinatal Surveilans Dan Response (AMP-SR) Dalam Rangka Penguatan Fasilitator AMP-SR Tingkat Provinsi Dan Kabupaten/Kota Terpilih Di Provinsi Maluku,” tegasnya.

Diwaktu yang sama Perwakilan Unicef Sulawesi dan Maluku Pak Badwi M. Amin menjelaskan bahwa setiap orang melakukan perannya dalam upaya percepatan penurunan Kematian Ibu dan Bayi baru lahir.

“Strategi tersebut sebagai upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak, pencegahan dan pengendalian penyakit, serta memperkuat system kesehatan.

“Berdasarkan SUPAS 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi dari negara-negara ASEAN yakni 305 per 100.000 kelahiran hidup.

“Target yang ditetapkan RPJMN pada 2024 adalah 183 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) yakni 24 kematian per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 2017), target tahun 2024 adalah 16 kematian per 1.000 kelahiran hidup. [insert data konteks Maluku] Target tersebut akan sulit dicapai tanpa ada inovasi atau strategi percepatan.

“Dirinya menjelaskan,Salah satu dari upaya penguatan tata kelola kesehatan yang dilakukan adalah dengan meningkatkan pelaporan dan pengkajian kematian maternal dan neonatal melalui kegiatan pengumpulan, analisis, dan interpretasi data kematian secara terus menerus melalui system surveilans kematian maternal dan perinatal menggunakan Audit Maternal Perinatal Surveilans Respons ( AMP- SR ) merupakan kegiatan menganalisis secara mendalam untuk mencari akar permasalahan dan rekomendasi atau solusi baik jangka pendek, menengah, maupun jangka Panjang yang dapat dilakukan untuk mengurangi AKI dan AKB.

“Provinsi Maluku berkomitmen untuk melatih seluruh kabupaten kota agar mampu melaksanakan kegiatan AMPSR secara mandiri, dan menyusun rekomendasi sesuai konteks wilayah masing-masing. Untuk itu, kegiatan Orientasi Fasilitator AMPSR Provinsi Maluku ini dilakukan untuk memperkuat kapasitas fasilitator/pelatih yang nantinya dapat mengimplementasikan kegiatan AMPSR yang dimaksud.

“Kegiatan ini dilaksanakan dengan dukungan UNICEF Indonesia selaku mitra pemerintah, serta Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Maluku selaku mitra pelaksana UNICEF Indonesia bapak Badwi dari UNICEF Sulawesi dan Makasar dan kementrian kesehatan Dr Ningrum sebagai pembawa materi (BN-03)

banner 300600

Pos terkait

Tinggalkan Balasan