Hanya Karena Belum Beli Buku Kesenian, Murid SMP Negeri 9 Ambon Di Aniaya Guru Kesenian Hingga Sakit

Pukul Siswa

Ambon, Bedahnusantara.com: Dunia pendidikan merupakan ekosistem yang di harapkan akan dapat melahirkan Generasi penerus bangsa yang luar biasa.

Bahkan situasi dunia Pendidikan yang baik, tentunya memiliki berbagai tatanan dan pola serta regulasi, yang nantinya dapat di jadikan sebagai pedoman dan ketentuan dalam berbagai aktivitas yang di lakukan oleh seluruh warga sekolah.

Bacaan Lainnya

Akan tetapi apalah jadinya dunia pendidikan, jika kemudian para pembentuk generasi bangsa (para siswa-siswi) dalam hal ini para guru, malah membuat ekosistem yang tidak sehat dan bahkan berdampak buruk pada phisikology anak (para siswa).

Hal tersebut tercermin dari sikap dan tindakan yang tidak terpuji, bahkan mencapai tataran tindak pidana, yang di lakukan oleh seorang guru pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 9 Ambon. Dengan memukuli (melakukan tindak kekerasan) kepada salah seorang siswanya yang di dasari oleh karena kesal terhadap sang siswa.

Tindakan kekerasan terhadap siswa ini, di ketahui dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran Kesenian pada SMP Negeri 9 Ambon, bernama Pak Rey (Panggilan akrabnya), terhadap salah seorang siswanya yang bernama Velly Souissa, murid Kelas VIII 14, yang di akibatkan hanya karena siswa tersebut belum sempat membeli buku yang di mintakan oleh sang guru (Pak Rey).

Akibat tindakan kekerasan yang di alami oleh Velly Souissa, yang bersangkutan kemudian harus mengalami sakit selama beberapa hari, akibat deman dan rasa sakit dari pukulan sang guru.

Peristiwa ini di ungkapkan oleh Orang tua murid dari Velly Souissa, kepada media Bedahnusantara.com di Ambon, pada Selasa (22/01/2024) yang dengan kesal dan sedih menyaksikan anaknya harus mengalami sakit, akibat perbuatan sang guru Kesenian.

” Jadi pada Selasa, Velly pulang udah dengan lemas, sebab katanya dia di pukuli oleh Bapak Guru Kesenian bernama Pak Rey sebanyak lima kali , karena Velly belum membeli buku kesenian yang di mintakan oleh pak Rey, bapa guru Rey bahkan dengan bangga menyatakan bahwa : makanya beli buku suapaya seng dapat pukul,” Ungkap Orang Tua Velly.

Kami kemudian, lanjutnya, menjadi khawatir akibat kondisi Velly yang tiba-tiba drop, dan menjadi sakit, sehingga dengan cepat kami menghubungi tenaga kesehatan (Mantri), untuk dapat datang dan memeriksa kondisi kesehatan Velly.

” melihat anak yang sakit jujur, hati kami marah dan geram kepada sang guru yang bernama pa Rey tersebut. Sebab bagi kami, apa yang di lakukan oleh pa Rey telah melangkahi dan meyalahi aturan pendidikan dan juga UU perlindungan Anak, serta sisi kemanusiaan, sehingga kami hendak melaporkan peristiwa ini kepada Walikota Ambon, Bapak Bodewin Wattimena,” Ungkap Orang Tua Velly.

Menurut mereka, kami sebagai orang tua Velly, telah mengupayakan agar kebutuhan pendidikannya dapat terpenuhi dengan baik, terutama pengadaan buku-buku yang di butuhkan untuk proses belajar mengajar, akan tetapi kondisi keuangan yang sulit, turut mempengaruhi proses tersebut.

” kami sudah mengupayakan agar buku-buku Velly bisa kami beli, akan tetapi karena kondisi, kami akhinya baru bisa membeli saparuh dari sejumlah buku yan di mintakan oleh pihak sekolah, yang salah satunya adalah buku Kesenian yang belum dapat kami beli,” ungkap Orang Tua Velly.

Selain itu, sebagai orang tua, kami mempertanyakan di kemanakan semua uang Dana BOS yang di terima oleh SMP Negeri 9 Ambon, sehingga orang tua murid masih terus di tagih berbagai pungutan, padahal Dana BOS yang di terima para siswa sudah lebih dari cukup untuk memenuhi semua kebutuhan pendidikan anak selama mengikuti pendidikan di sekolah.

” jadi Dana BOS banyak-banyak itu akang di mana? Kepala Sekolah dan guru-guru makan akang, lalu orang tua yang dapa paksa untuk terus beli anak buku, ini mesti di telusuri, bila perlu di proses audit bahkan di proses hukum kalau ada temuan,” ungkap Orang Tua Velly kesal.

Olehnya, ” kami menginginkan agar baik Kepala Sekolah dan Sang Guru Kesenian (Pak Rey) di berikan sanksi tegas dan bila perlu pemecatan dari status guru, agar peristiwa yang di alami Velly tidak menimpa murid lain lagi,” Tandas orang Tua Velly.(BN-05)

banner 300600

Pos terkait

Tinggalkan Balasan