Ambon,Bedahnusantara.com-Ribuan anak Maluku akan memeriahkan pencanangan Mollucan Ukulele Day yang akan berlangsung tanggal 4 September 2022 mendatang.
Koordinator Moluccan Ukulele Leaders, Nico Tulalessy mengatakan, sebanyak 1300 anak Maluku akan memeriahkan pencanangan Moluccan Ukulele Day yang akan berlangsung pada tanggal 4 September 2022 mendatang.
“Anak-anak yang akan mengikuti Moluccan Ukulele Day merupakan anak-anak Maluku yang ada di seluruh kabupaten dan kota,” ujarnya kepada insan pers di D’Lekker Food Court, Selasa (30/8/2022).
Dia mengakui, pencanangan Moluccan Ukulele Day karena, Ambon telah ditetapkan sebagai Kota Musik Dunia oleh UNESCO, karena itu ukulele sebagai bagian dari musik Indonesia.
“Ambon telah ditetapkan kota musik dunia, dan ukulele menjadi spesifik musik di Indonesia karena itu, kita telah melakukan koordinasi dengan Bappenas,” paparnya.
Untuk menetapkan ukulele sebagai spesifik musik, pihaknya telah melakukan kerjasama dengan Kota Harvard di Australia.
“Selain Australia, kita akan cek ukulele di negara itu kita akan connect dan sharing sharing kemudian hari,” ungkapnya.
Dia menambahkan, Moluccan Ukulele Day dilaksanakan untuk mengedukasi serta mempersatukan anak-anak Maluku, memiliki hobi musik yang sama itu akan diramaikan oleh ribuan anak Maluku yang tergabung dalam berbagai komunitas.
“Untuk Kota Ambon ada 35 grup ukulele dengan dengan jumlah anak sebanyak 912 orang, Kabupaten Maluku Tengah sebanyak 7 komunitas ukulele yang terdiri dari 160 anak, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) sebanyak 40 orang, Kota Tual dan Maluku Tenggara (Malra) dengan jumlah sekitar 30 orang,” terangnya.
Dia berharap, dengan pencanangan akan memacu anak-anak di Maluku untuk melestarikan budaya, sekaligus membangkitkan wisata musik khususnya musik ukulele.
“Saya harap pencanangan ini harus mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah daerah maupun stakeholder untuk mengembangkan musik ukulele di Maluku,” tandasnya.
Sementara itu, Leader Ansambel Music Benteng Stevie Sahetapy mengakui, tujuan dilakukan pencanangan Moluccan Ukulele Day untuk mengenalkan kepada semua orang bahwa Maluku merupakan gudang seniman dan gudang musisi.
“Maluku adalah gunung seniman dan gudang musisi karena itu, kita laksanakan kegiatan ini untuk mempersatukan semua ukulele yang ada di Maluku,” ungkapnya.
Dengan demikian kita harus bersyukur bahwa kita bisa menjadikan atau kita bisa mengumpulkan 1300 anak untuk mengenalkan kepada dunia bahwa ukulele di Maluku ini.
“Kita bersyukur bahwa kita telah mengajarkan anak-anak untuk mengenal musik dan bagaimana melalui ukulele ini,” terangnya.
Dia berharap, semua kalangan bisa mendukung pencanangan Moluccan Ukulele Day.
“Semoga segala sesuatu dapat berjalan dengan baik dan lancar,” harapnya.
Hal yang sama disampaikan Leader Ukulele Bahtera Voice Lexy Telehala menambahkan, ukulele bukan baru ada saat ini, namun ukulele telah dikenal orang tua kita pada zaman dahulu dengan nama Juk.
“Orang tertua dulu mempunyai juk yang 3 atau 4 tali yang dimainkan oleh 3 dan 4 orang pada saat panen durian atau panen cengkeh,” terangnya.
Kehadiran ukulele untuk menebarkan cinta kepada semua orang ketika orang menyanyi menyenangkan hati orang lain maka akan muncul kesenangan hati, disitulah kita telah menyebarkan cinta lewat musik.
“Tujuan kita ke depan untuk membesarkan ukulele karena, ukulele merupakan alat musik yang sudah mendarah daging dalam kehidupan karena orang tua di Maluku sudah sejak dahulu,” katanya.
Sedangkan Stane Latumahina berharap, kita dapat menggerakkan semua musisi untuk dapat membuat event ini.
“Dengan ide dan teman-teman ini apa yang dilakukan oleh ukulele molucca dapat berkembang secara baik,” katanya.
Hal senada disampaikan Maluku Leader dr Gentioni Nanere mengaku, musik adalah dasar dari semua orang, karena dengan musik orang dapat berpikir.
“Dengan musik kita dapat memikirkan segala program, karena itu saya sangat mendukung program yang dilakukan saat ini untuk mengembangkan musik ukulele di Maluku,” tandasnya.( BN-02)