AMBON, BEDAHNUSANTARA.COM – Dewan Perwakilan Rakyat aerah (DPRD) Maluku mendesak pemerintah daerah dan pusat segera melakukan evaluasi menyeluruh dan pengawasan ketat terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) setelah tiga kasus keracunan massal menimpa puluhan siswa di berbagai wilayah Maluku dalam sepekan terakhir.
Ketua DPRD Maluku, Benhur George Watubun, menyampaikan keprihatinannya atas rentetan kasus keracunan yang sudah menimbulkan keresahan di kalangan orang tua siswa. Menurutnya, program MBG yang seharusnya meningkatkan asupan gizi justru berujung pada risiko kesehatan yang serius.
“Dalam sebulan terakhir, sudah terjadi tiga kasus keracunan yang melibatkan puluhan siswa di Maluku. Ini jelas menunjukkan ada masalah besar dalam pelaksanaan program MBG,” tegas Benhur saat konferensi pers di ruang Komisi I DPRD Maluku, Senin (22/9).
Benhur mengusulkan agar skema penyaluran program MBG dievaluasi total dan dana program diberikan langsung kepada orang tua siswa untuk memasak sendiri sesuai standar gizi agar lebih terkontrol dan aman.
Selain itu, Benhur juga menyoroti lemahnya pengawasan Tim Supervisi, Pemantauan, dan Pengendalian Gizi (SPPG) dalam memastikan kualitas makanan yang disajikan.
“Tim SPPG harus bekerja maksimal, bukan hanya formalitas. Kualitas dan keamanan makanan harus dijaga agar tidak membahayakan anak-anak kita,” ujarnya.
Menanggapi kasus ini, Ketua Komisi IV DPRD Maluku, Saoda Tethool, menyatakan pihaknya akan melakukan inspeksi langsung ke dapur penyedia MBG untuk memastikan standar kebersihan dan kualitas bahan makanan terpenuhi.
“Kami tidak akan tinggal diam. Pengawasan harus diperketat agar insiden keracunan tidak terulang. Program MBG seharusnya menjadi solusi gizi, bukan ancaman kesehatan,” katanya.
Data yang dihimpun menyebutkan, insiden keracunan massal dialami oleh:
• 30 siswa SMP Negeri Tepa, Kabupaten Maluku Barat Daya, pada 11 September 2025
• 17 siswa SDN 19 Tual pada 18 September 2025
• 16 siswa SD Inpres Passo, Ambon pada 19 September 2025
Ketua Komisi IV DPRD Maluku menegaskan bahwa keracunan massal ini harus menjadi momentum bagi pemerintah untuk melakukan pembenahan serius pada program MBG. “Jangan sampai program ini merugikan anak-anak kita secara kesehatan,” tegasnya.
Publik kini menunggu langkah nyata pemerintah agar kasus ini tidak berulang dan program MBG benar-benar memberikan manfaat optimal bagi kesehatan siswa di Maluku. (BN Grace)